Sabtu, 12 November 2011

Tempe : Makanan Tradisional yang Banyak Manfaat

Tempe, hampir semua orang Indonesia pasti sudah akrab dengan makanan ini. Salah satu makanan tradisional Indonesia ini ternyata memiliki banyak manfaat bagi tubuh kita

Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus Oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai "ragi tempe".
Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Tempe kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B, dan zat besi. Berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat, seperti antibiotik untuk menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif.
Secara umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Degradasi komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki rasa dan aroma khas. Berbeda dengan tahu, tempe terasa agak masam.
Tempe banyak dikonsumsi di Indonesia, tetapi sekarang telah mendunia. Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menggunakan tempe sebagai pengganti daging. Akibatnya sekarang tempe diproduksi di banyak tempat di dunia, tidak hanya di Indonesia. Berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat. Indones juga sekarang berusaha mengembangkan galur (strain) unggul Rhizopus untuk menghasilkan tempe yang lebih cepat, berkualitas, atau memperbaiki kandungan gizi tempe. 

Semoga Bermanfaat 


Sumber: id.wikipedia.org diakses tangga; 13 Nov 2011



Memiliki Badan yang Ideal

Ketika saya diajak salah seorang teman saya untuk memberikan konsultasi di salah satu acara kampus, banyak sekali yang mengeluhkan tentang badannya yang kurang ideal, ada yang merasa terlalu kurus, dan ada yang merasa terlalu gemuk. Sebenarnya bagaimanakah badan yang ideal?

Berat badan yang ideal adalah berat badan yang normal sesuai dengan tinggi badan, tidak terlalu gemuk tidak terlalu kurus, cara untuk menentukan berat badan ideal adalah dengan :
BBI = (TB-100)-10%x(TB-100)
BBI : Berat Badan Ideal
TB : Tinggi badan (cm)
Selain mengetahui berat badan ideal, untuk mengetahui apakah badan kita normal, gemuk, atau kurus dapat ditentukan dengan menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT).
Dengan IMT akan diketahui apakah berat badan seseorang dinyatakan normal, kurus atau gemuk. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa  berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan.
Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:

                                    Berat Badan (Kg)
IMT     = -------------------------------------------------------
                        Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)


Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO/WHO, yang membedakan batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Disebutkan bahwa batas ambang normal untuk laki-laki adalah: 20,1–25,0; dan untuk perempuan adalah : 18,7-23,8. Untuk kepentingan pemantauan dan tingkat defesiensi kalori ataupun tingkat kegemukan, lebih lanjut FAO/WHO menyarankan menggunakan satu batas ambang antara laki-laki dan perempuan. Ketentuan yang digunakan adalah menggunakan ambang batas laki-laki untuk kategori kurus tingkat berat dan menggunakan ambang batas pada perempuan untuk kategorigemuk tingkat berat. Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan pengalam klinis dan hasil penelitian dibeberapa negara berkembang.  Pada akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut:


Kategori
IMT
Kurus
Kekurangan berat badan tingkat berat
< 17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan
17,0 – 18,4
Normal

18,5 – 25,0
Gemuk
Kelebihan berat badan tingkat ringan
25,1 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat
> 27,0

 Sebaiknya anda mengetahui IMT sebelum mengeluhkan tentang badan anda, jika IMT anda termasuk gemuk atau kurus, gunakan BBI sebagai acuan untuk melakukan diet agar tubuh anda tetap sehat!

Semoga bermanfaat
Sumber : Depkes RI. 2010. Pedoman praktis memantau status gizi orang dewasa. gizi.depkes.go.id [13 Nov 2011]

Indeks Glikemik

Akhir-akhir ini banyak perusahaan yang mengklaim produk pangannya "Low GI atau rendah IG".
Sebenarnya apa maksud dari pernyataan tersebut?

Indeks glikemik pangan adalah tingkatan pangan menurut efeknya terhadap kadar gula darah. IG membolehkan penderita diabetes mellitus memilih jebis karbohidrat yang tepat untuk mengendalikan gula darahnya (Rimbawan&Siagian 2004). Makanan yang memiliki IG rendah membantu orang untuk mengendalikan rasa lapar, nafsu makan, dan kadar gula darah. Indeks glikemik membantu orang yang sedang berusaha menurunkan berat tubuh dengan cara memilih makanan yang cepat mengenyangkan dan tahan lama. Selain itu, IG membantu seorang atlet memilih makanan yang tepat untuk menunjang penampilan menurut jenis olahraga yang digelutinya (Miller, dkk 1996). Kategori pangan menurut Indeks Glikemik yaitu pangan dengan IG rendah (<55), IG sedang (55-70), dan IG tinggi (>70) (Miller, dkk 1996).
 Jadi, makanan yang memiliki Indeks Glikemik rendah cocok untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes mellitus dan orang yang ingin menurunkan berat badan. 
Berikut jenis makanan-makanan yang biasa dikonsumsi orang Indonesia yang mempunyai IG rendah :
- Kue-kue : kue pisang, kue bolu (plain)
- Jus : Jus aoel murni (tanpa gula), jus wortel segar, jus nanas, jus tomat (tanpa gula)
- Es krim : es krim rendah lemak
- Susu : Susu low fat, susu skim, yoghurt, susu kedelai
- Buah : Apel, pir, stroberi
- Tumbuhan polong dan kacang-kacangan : buncis, kacang polong, kacang kedelai, kacang hijau, kacang merah, kacang tanah

Semoga bermanfaat

Sumber :Rimbawa, Siagian.2004. Indeks Glikemik Pangan. Penebar Swadaya: Jakarta